Bila dimasa sekarang ini kita berbicara mengenai wanita, pastilah
pembicaraan akan berkisar tentang masalah rumah tangga, membesarkan anak,
berpenampilan menarik atau wanita dengan karir cemerlang, tentunya semua
dilakukan dengan penuh kecerdasan.
Namun apakah kunci untuk mencapai itu semua, sebenarmya cukup dua jawaban
untuk menjawab maslah ini" pengetahuan yang luas dan ketegasan.
Akan tetapi apakah berbagai pembicaraan tadi hanya mengacu bagi wanita pada
era saat ini? Tentu saja tidak.
Apabila kita mau menengok kembali sejarah 14 abad silam, bagaimana
Rasulullah Muhammad SAW hidup bersama isteri-isteri beliau, yang juga merupakan
ibu bagi kaum yang beriman, maka kita bisa melihat keteladanan wanita-wanita
agung yang hidup penuh dengan kemuliaan. Salah satunya adalah Shafiyyah bintu
Huyaiy.
Dia adalah Ummul Mukminin Shafiyyah bintu Huyaiy bin Akhthob bin Syu’bah bin
Tsa’labah bin Ubaid bin Ka’ab bin Khozroj bin Abi Habib bin Nadhir bin Tuham
bin Tahum Al-Israiliyyah. Dia adalah keturunan Nabi Harun saudara Nabi Musa
‘Alahis Salaam. Ibunya adalah Barrah bintu Samuel dari Bani Quraidhah.
Sebelumnya dia bernama Habibah kemudian diganti oleh Rasulullah Shollallahu
’Alayhi wa Sallam menjadi Shafiyyah.
Dia adalah salah seorang wanita yang mulia, cerdas, memiliki kehormatan dan
taat beragama. Dia dikenal sebagai seorang wanita yang lembut dan berwibawa.
Pernikahannya dengan Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam
Sebelum masuk Islam, Shafiyyah telah menikah dengan Salam bin Masykam, salah
seorang penyair Yahudi sampai dia meninggal, kemudian menikah lagi dengan
Kinanah bin Abu Habiq yang juga merupakan seorang penyair Yahudi.
Ketika terjadi perang Khaibar, Kinanah terbunuh dan Shafiyyah tertawan, dia
berada di saham Dihyah Al-Kalby, kemudian ada yang mengatakan kepada Rasulullah
Shollallahu ’Alayhi wa Sallam: ”Dia ini adalah penghulu wanita Bani Quraidhah
dan Bani Nadhir, dia tidak pantas kecuali untukmu”, maka Rasulullah Shollallahu
’Alayhi wa Sallam kemudian mengambilnya dari Dihyah dan menggantinya dengan 7
tawanan yang lain.
Sebelum berumahtangga dengan Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam,
Shafiyyah diserahkan kepada Ummu Sulaim untuk dirias, kemudian Rasulullah
Shollallahu ’Alayhi wa Sallam memboncengnya di untanya dalam keadaan diberi
hijab, kemudian Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam membuat walimah
pernikahannya dengan Shafiyyah. (Muttafaq Alaih dari Hadits Anas).
Ketika Shafiyyah tiba di Madinah, dia memberikan anting-antingnya kepada
Fatimah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Thobaqoh Kubra 8/127 dan dikatakan
oleh Ibnu Hajar dalam Al-Ishobah 7/741 :Sanadnya shahih mursal dari Ibnul
Musayyib).
Keteladanan Shafiyyah
Beliau begitu intens mendalami Al Quran dan memiliki hafalan yang banyak.
Kemurnian tauhidnya begitu nyata dan disaksikan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW.
Shafiyyah bintu Huyaiy termasuk deretan istri-istri Rasulullah Shollallahu
’Alayhi wa Sallam yang menjaga dan menyampaikan sunnah-sunnah Rasulullah
Shollallahu ’Alayhi wa Sallam. Diantara deretan perawi yang meriwayatkan hadits
dari dia adalah Ali bin Husain, Ishaq bin Abdullah bin Harits, Kinanah
Maulanya, dan sebagainya dari kalangan sahabat dan tabi’in.
Hadits-hadits yang datang dari jalan Shafiyyah ada 10 hadits, salah satunya
adal di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim (Siyar 2/238).
Keutamaan-keutamaannya
Shafiyyah berkata: ”Suatu saat sampai kepadaku bahwa Aisyah dan Hafshah
berkata: ”Kami lebih muliah di sisi Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam
dibanding Shafiyyah karena kami adalah putri-putri pamannya”, maka aku adukan
hal itu kepada Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam, maka Rasulullah
Shollallahu ’Alayhi wa Sallam bersabda : ”Kenapa tidak engkau katakan kepada
keduanya” Bagaimana kalian berdua lebih baik dariku, sedangkan suamiku adalah
Muhammad, bapakku Harun, dan pamanku Musa”.(Diriwayatkan oleh Tirmidzy dalam
Jami’nya sebagaimana dalam Siyar 2/233).
Suatu saat seorang budah perempuan Shafiyyah berkata kepada UMAR BAHWA
Shafiyyah menyukai hari sabtu dan menyambung tali kekerabatan dengan
orang-orang Yahudi, maka Umar menyuruh seseorang untuk menanyakan hal itu
kepada Shafiyyah, maka Shafiyyah menjawab: ”Adapun tentang hari Sabtu maka aku
tidak pernah menyukainya sehak Alloh menggantikannya bagiku dengan hari Jum’at.
Adapun tentang orang-orang Yahudi maka aku punya hubungan kerabat dengan mereka
sehingga aku menyambung tali kekerabatan dengan mereka”. Kemudian Shafiyyah
berkata kepada budak perempuannya : ”Apa yang mendorongmu melakukan ini?”,
Budak perempuan tersebut menjawab: ”Syaithan”, maka Shafiyyah berkata:
”Pergilah sekarang juga, karena aku telah membebaskanmu!”. (Diriwayatkan oleh
Ibnu Abdil Barr sebagaimana dalam Siyar 2/232).
Dari Shafiyyah bahwasanya Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam berhaji
bersama istri-istrinya, tiba-tiba unta Shafiyyah berhenti dan tidak mau
berjalan, maka menangislah Shafiyyah, kemudian datanglah Rasulullah Shollallahu
’Alayhi wa Sallam menghampirinya dan mengusap air mata Shafiyyah dengan
tangannya, Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam menyuruh Shafiyyah berhenti
menangis tetapi dia terus menangis hingga kemudia Rasulullah Shollallahu
’Alayhi wa Sallam menghentikan semua rombongan.
Ketika mereka hendak berjalan Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam berkata
kepada Zainah bintu Jahsy: ”Berikan seekor untamu kepada Shafiyyah!”-Zainab
adalah yang paling banyak untanya di antara para wanita-, maka Zainab berkata:
Bagaimana mungkin aku memberi tunggangan kepada wanita Yahudimu?!”, maka
Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam marah dan tidak berbicara sama sekali
dengan Zainab sampai pulang ke Madinah sampai bulan Muharram dan Shafar.
Sesudah itu Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam tidak pernah datang ke
tempat Zainab, sampai ketika masuk bulan Rabiul Awwal. Rasulullah Shollallahu
’Alayhi wa Sallam baru datang ke tempat Zainab, ketika Zainab melihatnya maka
dia berkata: ”Wahai Rasulullah apa yang harus aku perbuat?” Sebelumnya Zainab
mempunyai seorang budak perempuan yang didapatkan dari Rasulullah Shollallahu
’Alayhi wa Sallam. Zainab berkata: ”Budak ini untukmu wahai Rasulullah”, maka
berjalanlah Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam menghampiri ranjang Zainab
yang lama disimpan, dia letakkan ranjang tersebut dengan tangannya dan dia
telah ridha Zainab istrinya”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Thobaqoh
Kubro 8/126-127).
Dari Zaid bin Aslam bahwasanya ketika Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam
jatuh sakit yang kemudian sesudahnya beliau meninggal, Shafiyyah berkata:
”Wahai Nabiyullah aku sangat ingin kalau yang menimpamu itu menimpaku” maka
serentak istri-istri Rasulullah Shollallahu ’Alaihi wa Sallam yang lain
memandang tajam kepada Shafiyyah, Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam
melihat hal itu dan berkata kepada istri-istrinya :”Berkumurlah kalian!”.
Mereka berkata: ”Karena sebab apa?”, Rasulullah Shollallahu ’Alayhi wa Sallam
berkata: ”Karena pandangan kalian kepada Shafiyyah. Demi Alloh sungguh benar
ucapannya”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Thobaqoh Kubro dan dihasankan
sanadnya oleh Ibnu Hajar dalam Al-Ishobah 7/741).
Ketika Utsman bin Affan dikepung oleh orang-orang khowarij sehingga tidak bisa
keluar sama sekali dari rumahnya, maka Shafiyyah mengirim air dan makanan
kepadanya, meskipun orang-orang khowarij mengancamnya. (Diriwayatkan oleh Ibnu
Sa’ad dalam Thobaqoh Kubro dan dihasankan sanadnya oleh Ibnu Hajad dalam
Al-Ishobah 7/741).
(muslimdaily.net/bbs)
Selasa, 31 Juli 2012
MESSENGER SCHOOL (MS School) IMMawati
Messenger
School
(MS
School)
Latarbelakang
Nyai Ahmad Dahlan (penggerak perempuan
Muhammadiyah) memiliki nama asli Siti Walidah, namanya lebih dikenal dengan
Nyai Ahmad Dahlan. Nyai Ahmad Dahlan adalah nama yang disandangnya yang
kemudian dikenal luas dan bahkan sampai saat ini ia digambarkan sebagai tokoh
wanita yang banyak berjasa dalam memperjuangkan nasib perempuan sehingga
ia disetarakan dengan tokoh-tokoh wanita lain seperti R.A Kartini. Nyai Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh gerakan perempuan Muhammadiyah
dan juga Aisyiyah. Nyai Ahmad Dahlan membuktikan bahwa sepirit Islam mampu
mendorong kemajuan kaum wanita. Pada perjuangannya ia membuktikan pada dunia
luar bahwa asumsi agama menjadi sebab keterbelakangan bagi kaum wanita adalah
tidak selamanya dibenarkan.
Hakekat
keadilan dan kesetaraan gender memang tidak bisa dilepaskan dari konteks yang
selama ini dipahami oleh masyarakat tentang peranan dan kedudukan laki-laki dan
perempuan di dalam realitas social. Gender adalah suatu konstruksi/bangunan
budaya tentang peran, fungsi dan tanggung jawab social antara laki-laki dan
perempuan. Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran social dan tanggung
jawab sehingga terjadi diskriminasi terhadap laki-laki dan perempuan. Hanya
saja bila dibandingkan, diskrimnasi terhadap perempuan kurang menguntungkan
dibanding laki-laki. Factor utama penyebab kesenjangan gender adalah tata nilai
social budaya masyarakat yang pada umumnya lebih mengutamakan laki-laki dari
pada perempuan (budaya patriarkhi).
Kesetaraan
gender mempunyai arti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-hak yang sama baik dalam bidang politik, hukum,
ekonomi, social, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. Kesetaraan gender
juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan structural, baik
terhadap laki-laki maupun perempuan. Dengan keadilan gender berarti tidak ada
pembakuan peran, beban ganda, dan kekerasan terhadap perempuan maupun
laki-laki. Tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki menjadi
tanda terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender, sehingga mereka memiliki
akses, kesempatan berpartisipasi dalam upaya kemajuan bangsa.
Seperti
halnya salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Allah
(QS. Az-Dzariyat, 56). Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki potensi dan peluang yang sama
untuk menjadi hamba ideal, yaitu dalam Al-Qur’an di istilahkan sebagai
orang-orang yang bertaqwa, dan untuk mencapai derajat takwa ini tidak dikenal
adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu.
Sehingga laki-laki dan perempuan masing-masing mendapatkan penghargaan dari
Allah sesuai dengan kadar pengabdiannya (QS. An-Nahl:97). Manusia mempunyai
kedudukan yang sama sebagai khalifah di bumi untuk ber amar ma’ruf nahi
mungkar, menciptakan keadilan dan memberantas kedholiman. Dengan demikian,
kedudukan dan peran itu menjadi penting untuk mengangkat derajat perempuan
sebagaimana Rosulullah mengangkat derajat istri-istri beliau.
Peran
perempuan pun tidak terlepas dari persoalan tertentu yang tidak bisa
diselesaikan oleh laki-laki, seperti kesehatan reproduksi, isu-isu perempuan, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, perlunya ruang dialektika yang bisa memberi pengetahuan dan solusi
dari permasalahan yang dihadapi.
Pentingnya
Messenger School (MS School)
Messenger School (MS School) merupakan
istilah yang berarti penyampai pesan ‘messenger’, pesan-pesan yang berhubungan
dengan ketidakadilan gender dan misi kemanusiaan. Melalui sekolah ini
diharapkan dapat berperan sebagai pelopor atau penyampai pesan yang memberikan
pencerahan dan mencerahkan untuk sesama.
Tujuan
Terwujudnya komunikasi terkait isu-isu perempuan dan
transformasi kader di masing-masing level pimpinan.
Target
·
Kesadaran gender dan keberpihakan
terhadap isu-isu perempuan.
·
Sinergisitas IMMawati baik dalam hal
isu-isu perempuan dan gerakan gender.
·
Memiliki jiwa kepemimpinan dan
berkarakter.
Sasaran
·
MS
School ini diikuti oleh kader Ikatan baik IMMawan dan
IMMawati di masing-masing level pimpinan.
Peran
dan fungsinya
Untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan sumber daya IMMawati dalam hal kompetensi
ideology, keilmuan, dan skill, maka perlu kiranya sekolah ini dibentuk dan
diterapkan di masing-masing level pimpinan. Oleh karena itu, peran MS School
ini adalah sebagai wahana komunikasi dan transformasi kader di masing-masing
level pimpinan. Sedangkan fungsinya adalah sebagai sekolah yang mengkaji gender
dan isu-isu perempuan di masing-masing level pimpinan.
Standar
Penguasaan Materi MS School
Tingkatan
|
Focus bahasan
|
Sasaran/target
peserta
|
Metode
|
DPP
|
·
Kapasitas konsep gerakan social-politik
perempuan,
·
Network building, dan
·
Evaluasi grand design.
|
DPD
|
MS School
Paripurna
|
DPD
|
·
Analisis ideology gender,
·
Gerakan advokasi dan pemberdayaan basis,
·
Kapasitas analisis dan advokasi kebijakan
public yang responsive gender, dan
·
Network building.
|
PC
|
MS School
Madya
|
PC
|
·
Penguatan gender awarness berbasis nilai-nilai
Islam perspektif Muhammadiyah,
·
Penguatan konsep diri, pemberdayaan basis.
|
PK
|
MS School
Dasar
|
PK
|
·
Kesadaran gender berbasis nilai-nilai Islam dan
Muhammadiyah (Gender Awarness),
·
Penguatan konsep diri.
|
Kader
Pasca DAD
|
Study Group
|
Strategi
Aksi
Jenjang
|
Strategi Aksi
|
Indikator
|
PK
|
Pembinaan kader
|
Kader terbina baik
secara ideology dan pemahaman tentang gender equality.
|
PC
|
Pemberdayaan kader
|
Keterlibatan dalam
peran-peran strategis.
|
DPD
|
Responsive gender dan gerakan politik local
|
Peka terhadap isu-isu
perempuan dan kebijakan poltik local.
|
DPP
|
Responsive gender dan
gerakan politik nasional
|
Penyikapan terhadap
isu-isu perempuan dan kebijakan politik nasional.
|
Minggu, 29 Juli 2012
Semangat Dalam Kerinduan
Pernahkah kalian merasakan rindu yang mencekam? Rindu di atas
rindu. Menjadikan kepingan hati seolah menjadi titik temu dalam kejenuhan yang
memuncak. Gelombang rasa yang mengalir deras. Debur ombak fikir yang menghantam
sanubari. Butir-butir cinta dalam kerinduan yang semula mengalami dormansi. Kini
hidup dalam satuan waktu yang seolah tak dapat terpisahkan.
Namun apakah kalian akan terus larut dalam kesedihan? Sebab rindu
yang tiada terbendungkan. Merasa sepi dalam keramaian. Merasa sendiri dalam
keheningan. Terbelenggu oleh rasa yang mendam.
Rasa rindu, rasa sedih itulah gelombang rasa pengharapan. Yang
melambungkan angan saat sendiri datang.
Saat ku tanyakan pada arinda tentang arti kesedihan, arinda
menjawab “kita harus memiliki rasa sedih agar dapat merasakan kebahagian,
tetaplah tersenyum karna setiap masalah ada solusinya.
Ku tanyakan pada Halim “mengapa kita harus bersedih, bukankah apa
yang allah berikan itu yang terbaik? Halim menjawab “kesedihan adalah hal biasa
namun bagaimana kita tidak boleh larut dalam kesedihan”
Ku tanyakan pada yanti “mengapa kita harus bersedih, bukankah apa
yang Allah berikan adalah yang terbaik? Yanti menjawab “bersedih boleh saja
tetapi jangan berlebihan.
Setiap jawaban yang sahabatku berikan membuatku berfikir tentang
arti semangat dalam kerinduan. Karena allah punya hadiah terbaik untuk kita,
sebuah cahaya dalam kegelapan, rencana indah untuk hari esok, jalan keluar
untuk semua permasalahn, kebahagiaan setelah kesedihan. Kedewasaan dalam setiap
ujian yang datang. Karna allah punya cara yang berbeda dalam menyampaikan rasa
cinta kepada hamba-nya.
Jika allah mencintai hambanya maka allah akan mengujinya. Jika ia
bersabar maka allah akan memilihnya. Jika ia ridha maka allah akan
mensucikannya. Jika kau rasakan beratnya kaki ini untuk melangkah dan letihnya
bersabar itulah indikasi sebuah jawaban. Mengapa perjuangan itu pahit dan tidak
mudah? Karena surge itu manis dan tinggi tempatnya. Jangan meminta kepada allah
untuk meringankan beban mu, tapi mintalah pada allah untuk mengutkan punggung
mu. Dalam kesakitan teruji kesabaran, dalam perjuangan teruji keikhlasan. Allah
ingin melihat kita lebih kuat, lebih ikhlas dan lebih bersabar. Janji allah itu
pasti.
Tetaplah semangat dalam kesabaran, sebab rindu adalah pengantar
kehangatan. Aku teringat sebuah pecakapan hati yang sahabatku dalam goresan
tintanya
Gelombang rasa mengalir deras
Ungkapkan makna untuk sesama
Rasa tercipta untuk merasa
Jiwa ada karna sepasang
Satu ada karena kosong
Ketiadaan ada karena ada
Sendiri pilihan insan
Begitu derasnya gelombang rasa di
hati manusia, rasa rindu, rasa cinta, rasa malu,rasa ingin tahu, rasa ingin
dihargai dan rasa-rasa hidup yang lain. Sebab rasa yang allah swt berikan
adalah untuk merasa. Merasakan rasa dari rasa-rasa yang ada. Jangn kau meminta
allah untuk menghilangkan rasa. Mintalah mutiara hikamah dalam setiap rasa.
Karena rasa begitu mahal harganya. Dan kau pun tiada mampu membelinya kecuali
dengan rasa.
Jiwa ada karena sepasang, itupun dengan rasa, rasa cinta sesama
antar insan. Jangan biarkan jiwa ini kosong sebab
hilangnya rasa, carilah rasa. Jangan kau sedih hati apabila apa yang kau
miliki, hanya sekejap bersama mu. Itu bukan milikmu.
Begitulah gelombang rasa dan itulah alasan
mengapa aku lebih suka menyimpan rasa. Sedikit aku mengungkapkan rasa. Dan
banyak mengolah rasa dalam setiap rasa agar menjadi mutiara hikmah gelombang
rasa. Sediri pilihan insan. Tiada kata munafik pada hakikatnya manusia memang
membutuhkan teman.
catatan malam Quwwatul Maa-i
Lampung Timur 30 juli 2012
Langganan:
Postingan (Atom)