Selasa, 31 Juli 2012

MESSENGER SCHOOL (MS School) IMMawati


Messenger School
(MS School)

Latarbelakang

Nyai Ahmad Dahlan (penggerak perempuan Muhammadiyah) memiliki nama asli Siti Walidah, namanya lebih dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan. Nyai Ahmad Dahlan adalah nama yang disandangnya yang kemudian dikenal luas dan bahkan sampai saat ini ia digambarkan sebagai tokoh wanita yang banyak  berjasa dalam memperjuangkan nasib perempuan sehingga ia disetarakan dengan tokoh-tokoh wanita lain seperti R.A Kartini. Nyai Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh gerakan perempuan Muhammadiyah dan juga Aisyiyah. Nyai Ahmad Dahlan membuktikan bahwa sepirit Islam mampu mendorong kemajuan kaum wanita. Pada perjuangannya ia membuktikan pada dunia luar bahwa asumsi agama menjadi sebab keterbelakangan bagi kaum wanita adalah tidak selamanya dibenarkan.

Hakekat keadilan dan kesetaraan gender memang tidak bisa dilepaskan dari konteks yang selama ini dipahami oleh masyarakat tentang peranan dan kedudukan laki-laki dan perempuan di dalam realitas social. Gender adalah suatu konstruksi/bangunan budaya tentang peran, fungsi dan tanggung jawab social antara laki-laki dan perempuan. Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran social dan tanggung jawab sehingga terjadi diskriminasi terhadap laki-laki dan perempuan. Hanya saja bila dibandingkan, diskrimnasi terhadap perempuan kurang menguntungkan dibanding laki-laki. Factor utama penyebab kesenjangan gender adalah tata nilai social budaya masyarakat yang pada umumnya lebih mengutamakan laki-laki dari pada perempuan (budaya patriarkhi). 

Kesetaraan gender mempunyai arti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-hak yang sama baik dalam bidang politik, hukum, ekonomi, social, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan structural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki menjadi tanda terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender, sehingga mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi dalam upaya kemajuan bangsa.

Seperti halnya salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Allah (QS. Az-Dzariyat, 56). Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba ideal, yaitu dalam Al-Qur’an di istilahkan sebagai orang-orang yang bertaqwa, dan untuk mencapai derajat takwa ini tidak dikenal adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu. Sehingga laki-laki dan perempuan masing-masing mendapatkan penghargaan dari Allah sesuai dengan kadar pengabdiannya (QS. An-Nahl:97). Manusia mempunyai kedudukan yang sama sebagai khalifah di bumi untuk ber amar ma’ruf nahi mungkar, menciptakan keadilan dan memberantas kedholiman. Dengan demikian, kedudukan dan peran itu menjadi penting untuk mengangkat derajat perempuan sebagaimana Rosulullah mengangkat derajat istri-istri beliau.

Peran perempuan pun tidak terlepas dari persoalan tertentu yang tidak bisa diselesaikan oleh laki-laki, seperti kesehatan reproduksi,  isu-isu perempuan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perlunya ruang dialektika yang bisa memberi pengetahuan dan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Pentingnya Messenger School (MS School)
Messenger School (MS School) merupakan istilah yang berarti penyampai pesan ‘messenger’, pesan-pesan yang berhubungan dengan ketidakadilan gender dan misi kemanusiaan. Melalui sekolah ini diharapkan dapat berperan sebagai pelopor atau penyampai pesan yang memberikan pencerahan dan mencerahkan untuk sesama.

Tujuan
Terwujudnya komunikasi terkait isu-isu perempuan dan transformasi kader di masing-masing level pimpinan.

Target
·         Kesadaran gender dan keberpihakan terhadap isu-isu perempuan.
·         Sinergisitas IMMawati baik dalam hal isu-isu perempuan dan gerakan gender.
·         Memiliki jiwa kepemimpinan dan berkarakter.

Sasaran
·         MS School ini diikuti oleh kader Ikatan baik IMMawan dan IMMawati di masing-masing level pimpinan.

Peran dan fungsinya
Untuk mengoptimalkan dan meningkatkan sumber daya IMMawati dalam hal kompetensi ideology, keilmuan, dan skill, maka perlu kiranya sekolah ini dibentuk dan diterapkan di masing-masing level pimpinan. Oleh karena itu, peran MS School ini adalah sebagai wahana komunikasi dan transformasi kader di masing-masing level pimpinan. Sedangkan fungsinya adalah sebagai sekolah yang mengkaji gender dan isu-isu perempuan di masing-masing level pimpinan.

Standar Penguasaan Materi MS School
Tingkatan
Focus bahasan
Sasaran/target peserta
Metode
DPP
·         Kapasitas konsep gerakan social-politik perempuan,
·         Network building, dan
·         Evaluasi grand design.

DPD
MS School Paripurna
DPD
·         Analisis ideology gender,
·         Gerakan advokasi dan pemberdayaan basis,
·         Kapasitas analisis dan advokasi kebijakan public yang responsive gender, dan
·         Network building.

PC
MS School Madya
PC
·         Penguatan gender awarness berbasis nilai-nilai Islam perspektif Muhammadiyah,
·         Penguatan konsep diri, pemberdayaan basis.

PK
MS School Dasar
PK
·         Kesadaran gender berbasis nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah (Gender Awarness),
·         Penguatan konsep diri.
Kader Pasca DAD
Study Group

Strategi Aksi
Jenjang
Strategi Aksi
Indikator

PK
Pembinaan kader
Kader terbina baik secara ideology dan pemahaman tentang gender equality.

PC
Pemberdayaan kader
Keterlibatan dalam peran-peran strategis.

DPD
Responsive gender dan gerakan politik local
Peka terhadap isu-isu perempuan dan kebijakan poltik local.

DPP
Responsive gender dan gerakan politik nasional
Penyikapan terhadap isu-isu perempuan dan kebijakan politik nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar