Guru adalah sosok yang memberikan motivasi,
mengarahkan, memotivasi, memperjuangkan, menenangkan.Sebagai orang tua yang
mengamanahkan putra putrinya ke sekolah tak lain hanya ingin putra putrinya
fasih terdidik. Menjadi guru adalah amanah idealisme dan panggilan jiwa bukan
sekedar panggilan ijazah. Yang akan membawa kemana paradigma bangsa ini
disandarkan, yang akan membawa manusia-manusia mengenal masa depannya. Guru tak
ubahnya lentera dalam kegelapan akal. Dengan ilmu akan menjelaskan adab, dengan
ilmu ia akan mengenalkan jiwa-jiwa pada penciptanya, dengan ilmu dia akan
bersahabat dengan alam. Dengan ilmu ia akan menunjukan dua jalan baik dan
buruk.Guru adalah kemuliaan gellar bagi seorang pendidik, seseorang yang
memberikan pencerahan hidup.Guru adalah sosok intelektual bermoral, sosok
intelektual yang berjiwa pengabdian, intelektualnya pendidikan dan intelektual
masyarakat sesungguhnya. Guru adalah penentu anak bangsa, pemegang tombak
sejarah kemenangan, dan pemegang tintaa emas peradaban ilmu.
Guru dan peranya
Seorang guru
adalah partner yang baik di sekolah. “ayah dan ibuku menitipkanku di sisni “sekolah” untuk menjemput impianku
menjadi TNI. Ucap salah seorang siswa pada rekannya ketika sharing tentang
cita-cita. Ia ingin sekali menjemput cita-citanya menjadi seorang TNI.
Bagaimana proses yang harus dilalui siswa? Guru di sekolah ibarat panggang dan
api. Disanalah interaksi klasik dan moderen dimulai. Memiliki tujuan yang sama
membangun peradaban ilmu. Siswa ingin sekalai mewujudkan cita-citanya menjadi
pelindung bangsa dan guru selayaknya mampu memberikan rabbu-rambu, ataupun
proses pembinaan jiwa dan ilmu untuk memujudkan cita-cita peserta didiknya.
Disinilah proses pendidikan karakter dimulai.
Sebagai seorang
guru memberikan wawasan yang dinamis kepada siswanya, tentang seorang TNI,
nilai-nilai, tanggung jawab, rela berkorban, kasih sayang, cinta htanah air,
dan yang lebih penting adalah bagaman jiwa tersebut memenuhi hak dan
kewajibannya sebagai makhluk dan sebagai bagian dari alam.
Perannya
sebagai orang tua, ialah senantiasa mengasuh, menegurnya jika salah dan
menghukumnya dengan cinta. Artinya guru mengambil peran bagaimana sikap sangat
menentukan bagaimana nilai baik dan salah itu menjadi konsekuensi hidupnya.
Tugasnya menjadi
seorang sahabat, guru bisa menjadi tempat sharing. Sehingga siswa bisa terbuka
dengan pelbagai masalahnya. Sehingga ia tidak merasa berjuang sendiri untuk
menjemput cita-citanya.
Begitupun untuk disiplin ilmu-ilmu yang lain.
Sekali lagi tidaklah ada kata sempurna untuk kata yang bergelar
manusia. Karena kesempurnaan hanyalah milik Alloh subhanahu wata”ala.
Nuun. Walqolami wama yasthurun. Semoga bermanfaat untuk mu guru-guru
Indonesia.
Writer by. Ayu lestari S, Pd