Senin, 25 Oktober 2010

untuk ayah

Ayah setulus hatiku ku beranikan diri untuk mengingatkan mu. karna ku tau saat ini ayah keliru, meski terkadang kata2 bahwa aku masih anak2 yang sok tau urusan orang dewasa selalu membuatku enggan berkata jujur pada ayah dan membuatku takut bukan kepalang kalau2 ayah berkata akan pergi meninggalkan kami semua andai kata ada diantara kami yang kurang sependapat dengn ayah dan bersikukuh mempertahankan argument kami.

Ayah aku mengenalmu sejak dalam kandungan ibu, ayah aku menyayangimu, sama seperti aku menyayangi ibu, karma ayah adalah orang tuaku, meski kini keadaan telah berbeda jika hati kecil yang berbicara maka ungkapan puisilah yang paling aku ingin bagikan

Untuk Ayah

Seruling bambu kutiup,,
hasilkan bunyi yang begitu indah ku nikmati
karma ku tiupnya dengan hati yang tulus,,
Berisi ungkapan jiwa,,
Terkadang sempat mata ini meneteskan air mata
Sebab aku terlampau sedih
Tak tahan menampung harunya rasa yang terpendam
Bagaimana tidak ya robbi……
Cinta ini begitu dalam sedalam janji yang terpaut nyawa..
Separuh jiwa yang pergi ..kembali
Pulang,, namun tak kembali…malaikat ku
Yang sengaja diberikan untuk ku
Seruling bambu ungkapan jiwaku…
Sekian lama kau menemaniku,,kesendirianku,
,dalam sepi yang jauh dan rindu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar